Oleh P. Ferdi Nando, OCD
Mari melihat dunia kita. Dunia kita saat ini haus dan sangat membutuhkan air, garam dan terang. Air penyegar dahaga. Garam untuk menjaga keawetan dan kesegaran. Terang untuk tetap memberikan cahaya di kala gelap dan penuntun pada jalan hidup yang terkadang terasa suram. Kita dipanggil untuk memberi air kehidupan yang segar, menggarami dan menerangi kehidupan yang makin suram
Garam dan terang adalah lambang kehidupan yang perlu saya dipahami lebih lanjut maksudnya dalam tulisan ini. Saya menulis refleksi tentang garam dan terang berawal dari rasa haus akan air kehidupan ala Civita. Garam pengawet rasa dan terang penuntun kehidupan di kala terasa suram dan gelap di tengah dunia ini. Untuk itu saya mencoba untuk menulis maksud garam dan terang ala Civita. Dua lambang yang saya renungkan dan saya pelajari dari Civita. Garam dan terang ala Civita ini sebagai sarana bagi saya untuk membangun diri saya dan cara berpastoral yang bisa saya wartakan kepada setiap orang yang saya jumpai di medan pelayanan.
Garam bila melebur atau mencair tidak hanya pada tempat tertentu tetapi menyebar ke seluruh bagian air atau benda yang digarami. Terang bila bercahaya tidak hanya pada tempat tertentu kecuali ditutup atau dihalangi. Civita yang artinya air kehidpan mengalir tidak hanya seputar kompleks Civita tapi terus mengalir dan mengalir. Inilah bentuk kehadiran sebagai garam dan terang di tengah masyarakat. Civita akan memberi air kehidupan dan menggarami serta menerangi semua orang yang datang. Inilah hal yang sangat menarik tentang bagaimana Civita menggarami dan menerangi dunia secara khusus kepada orang muda dewasa ini.
Di tempat ini banyak orang datang dan pergi. Orang yang datang biasaya dari kelompok pelajar. Saya bersama pendamping retret merasakan bagaimana “lezatnya” garam dan terang ala Civita. Kemudian kami mencoba untuk membagikannya kepada orang-orang yang datang ke Civita. Mereka yang mengalaminya pun turut merasakan kesegaran, kegembiraan serta kenikmatan yang membahagiakan.
Kami datang ke tempat Civita ini untuk bersama-sama belajar bagaimana membimbing anak muda. Untuk itu kami diberi kesempatan untuk melihat apa yang dibutuhkan oleh anak muda saat retret. Kami lakukan dengan melihat langsung bagaimana mendampingi retret. Kemudian baru kami membaca dan memahami modul bagaimana mendampingi orang-orang muda. Setelah itu kami diberi kesempatan untuk mengungkapakan dan mengekspresikan apa yang kami pahami.
Dalam meramu bahan kami diajari dengan teori dan praktek. Teori berupa modul tertulis dan praktek berupa aktivitas di dalam maupun di luar ruangan. Di sana ada gerak dan lagu serta permainan. Permainan ini disesuaikan dengan peserta retret SD, SMP, SMA, dan umum. Semua ini kami lakukan pada minggu pertama di Civita.
Setelah dirasa latihan di hadapan pendamping cukup, kami mempersiapkan untuk memberikannya kepada anak-anak muda atau siapa saja yang membutuhkanya. Dan benar setelah dilatih, dibimbing, diarahkan, dikoreksi yang perlu maka hasilnya benar-benar baik seperti garam yang memberi rasa enak demikianlah garam ala Civita.
Civita yang artinya air kehidupan dipancaarkan dan dialirkan lewat orang-orang yang menimba air keidupan di Civita ini. Selanjutnya seperti air yang sifatnya mengalir maka sesuatu yang didapat dari Civita entah itu melalui tahap pembelajaran atau karena pernah melihat dan mengikuti bimbingan retret di Civita dibagikan lagi kepada sesama yang membutuhkanya.
Menjadi garam dan terang di Civita
Di Civita ini kami memberi diri seperti garam dan terang kepada anak-anak muda yang datang ke Civita. Mulai dari anak-anak TK, SD, SMP, SMU, mahasiswa/i dan kelompok kategori lainya seperti guru, perawat, biarawan/i, dan lektor.
Mereka yang datang untuk mengalami retret di Civita yang selalu berganti-ganti setiap tahunnya. Nilai-nilai yang mereka dapatkan antara lain kerja sama, kedisiplinan, sikap dan tutur kata yang baik dalam hidup bersama. Mereka diharapkan menjadi pribadi yang tangguh dalam membangun hidup dan dalam menghadapi tantangan dan cobaan serta kegagalan dalam hidup. Nilai-nilai tersebut didapat peserta retret lewat renungan, permainan, lagu dan gerak, pekikan yel-yel, doa dan meditasi, juga pembagian tugas kelompok dan pekerjaan pribadi dan kelompok.
Civita mengambil bagian dalam keprihatinan Gereja dan Bangsa
Usaha dan cita-cita Gereja dan Bangsa Indonesia ini yakni membangun kaum muda yang dapat diandalkan oleh Gereja dan Bangsa. Kaum muda yang memiliki rasa tanggung jawab dalam hidupnya, tangguh dan kuat dalam menghadapai tantangan zaman. Bila disejajarkan dengan usaha dan pelayanan Civita maka di tempat ini kaum muda bisa mendapatkanya. Orang-orang yang berkecimpung dalam membimbing dan mendampingi kaum muda dapat belajr di tempat Civita ini. Civita telah menyediakan tempat dan pembelajaran bagi pendamping dan para peserta retret orang muda dan pendampingan kategorial lainya.
Pesan dan kesan
Mengapa orang datang dan pergi ke Civita? Saya melihat bahwa banyk orang pernah datang di Civita kemudian setelah pulang dari tempat ini, ada kesan yang baik sehingga ingin datang lagi ke Civita. Garam Civita sungguh terasa bagi setiap orang yang datang.
Akhirnya
Seperti garam, satu butir garam dapat mengasinkan air satu gelas demikianpun satu orang pulang dari Civita bisa memberi pengaruh baik kepada ribuan orang yang mendapatkan pelayanan dan pendampingan ala Civita. Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar dengan apakah ia diasinkan? Mari mengambil bagian dalam menggarami dunia yang semakin carut marut ini agar kembali awet seperti yang dekehendaki oleh Tuhan.
Demikianpun dengan terang itu, seperti sebatang lilin dapat menerangi seluruh ruangan demikian pun satu orang keluar dari Civita dapat memberi pengaruh kepada ribuan orang yang membutuhkan bimbingan dan penerangan rohani. Kamu adalah terang dunia, hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-Mu yang di surga (Mat 5:14, 16).
Salam dan doa
P. Ferdi Nando, OCD